Minggu, 17 Januari 2021

CERITA KU

   Oleh: Seila Aini 

Diamlah sebentar dan dengarkan 

Ada yang ingi ku ceritakan 

Tentang kejadian yang akan ku kisahkan 

Mengelitik jiwa membangkitkan rasa penasaran, bukan?


Lentera itu semalam padam 

Di rumah gubug ayahku tengah malam 

Alam menjadi gelap tanpa dian dan rembulan 

Aku menjerit ketakutan 


Dengarkanlah kawan 


Padi di sawah mulai menguning 

Bapak dan ibuku siap panen 

Mari kita bergembira sekarang 

Lusa kita bersama menangkap belalang 


Engkau masih ingat aku punya burung? 

Bapaku membuatkan kandang 

Agar ia tak lepas terbang dan menghilang 

Karena aku sangat sayang 


Si jalak makannya tiga kali sehari 

Ia kuberi makan belalang tangkapanku sendiri 

Ayo kita pulang nanti ibu mencari-cari 

Setelah ini aku mau mandi lalu pergi ngaji 

Tak terasa hari telah senja kawan, salam jumpa lagi. 

       Tsm 4 Januari 2020 

Event Ruang Kreasi tapi belum berhasil, sudah di edit. Hasil akhir, waktu itu pertama mengikuti lomba tulis puisi. Mulai saat itu saya banyak mengikuti event menulis puisi dua kali lolos 100 besar.

Kamis, 16 Januari 2020

               BERAWAL DARI SENYUM 
 Waktunya istirahat. 
"Kau sedang apa? Suara Ray Hermawan membuyarkan lamunan Airin Alena Ananda yang sedari tadi wara-wiri di kepalanya. Airin memalingkan wajah ke arah suara yang tampak mengerjap-mengerjapkan matanya menggoda Airin. 
Sendirian bengong, nanti kesambet baru tau. Rey tampak senang menggoda Airin. Yang di goda justru merengut karna merasa kesendiriannya terusik. 
 "Ahh, kamu Rey menggangu aku tadi lagi asik ngayal. 
"Idih...masih muda ngayal. Emang ngayalin apaan...serus bangett?"
 "Ada banyak hal dalam pikiranku Rey. "Ya sudah kebetulan kamu kesini aku lagi BT nie...."
"Hahh, sejak kapan...tanku yang satu ini  berurusan dengan hati? Goda Rey Hermawan sembari mengangat alisnya.
"Setop! Jangan di teruskan. Gerutus Airin Alena Ananda yang mulai gelisah dan menyipitkan mata mengancam dengan mendengus berat. 
 "Oh, iya...Rey hari ini panas sekali ya?  Airin menatap Rey yang sedari tadi terus menatapnya tanpa Airin sadari. 
"Hem, mau aku traktir minum?"
"Minum?  
Iya. 
Boleh tuh. 
Yu, di sana ada tempat minum yang asik dan lumayan tempatnya. "Aku sudah dua kali kesana. 
"Kamu pasti suka Ar. 
"Baiklah coba kita buktikan apa benar ucapan mu Rey. 
"Aku yakin dan sangat yakin akan hal itu. Rey dengan penuh percaya diri menjemtikan jarinya ke arah Airin. Ia menarik tangan Airin dengan sedikin senyum, ayo cepat kamu pasti sudah tidak sabar ingin melihatnya kan? 
"Oke."

 Tempatnya tidak terlalu luas tapi bersih dan memang enak untuk nongkrong. Apa yang di ceritakan Rey benar adanya. Banyak juga anak-anak seusianya yang sedang nongkrong. Airin menyapukan pandangan ke seluruh ruangan. 
 "Bagai mana nyaman kan?"
"Em. Lumaya. Dengus airin sambil mengerjapkan mata.
 "Kamu mau minum apa? Minuman yang di botol apa yang cepat saji?"
Rey tersenyum melihat tingkah Airin yang sedikit gugup. Dan memang minuman di sana tidak banyak macamnya. 
Airin menompangkan dagu di meja sambil menerka-menerka apa yang harus mereka minum di hari panas itu. 
  Airin sejumput memonyokan mulutnya yang menambah penglihatan Rey terhadapnya begitu sempurna. 
 "Aku mau minum teh hangat aja Rey. Rey kaget dan cepat mengusap kepalanya yang cepak namun tidak ada yang menampik ganteng. Hari itu ia memang tampak keren. 

"Oke. Aku juga mau yang itu. 
Rey berlalu dari pandangan Airin, namu kali ini Airin medengus panjang. Sahabatku apa kau tau kalau senyumu membangkitkan semangatku? 
Jadi ku harap kau jangan tersenyum padaku. Nanti bisa celaka tak bisa kutanggung derita ini. Diriku memang menyukaimu sejak dulu. 

 Tapi yang benar saja Reykan playboy. Aku tidak mau berebut pria dengan gadis lain. Sunggu tidak siap menderita. 

Hem, Airin gugup. Rey kembali ke tempat duduknya. 
 Ini untuk mu. 
Ini untuk ku.
Hah kenapa begitu Rey?" Mulut Airin protes minta yang punya Rey. 
Ini kan sama saja di buat sama satu orang tidak mungkin rasanya beda Ar. Terang Rey dengan nada mencibir. 
Uuuhh. 
Hah baiklah kita tukeran. 
Ya begitu donk. Airin kesal. Awalnya mau candain Rey tapi sikapnya biasa malah terus tersenyum. 
Oh iya habis dari sini kita ke mana?" Rey melirik arloji emas namun berkarat itu. 
 Hari masih siang Rey melaju ke arah jalan yang sedikit ramai. Di jalan Rey kerap menggoda Airin dengan obrolan yang membuat suasana ceria. Airin yang tersipu-sipu di belakanya menyubit pinggang Rey sekedar mengingatkan agar berhati-hati. Rey menjentikan jarinya dengan gaya imut. Walau wajahnya tertutup helem Rey tetap keren.  Ia baik tidak pemilih dalam berteman. Airin Alena Ananda menyukainya sejak mendaptar di SMA yang sama. Cowo jangung seratus tujuh puluh sembilan. Kulitnya putih dengan mata sedikit sipit dengan mudah menaklukan hati cewe termasuk Airin Alea Ananda. 
 Airin menyukai senyum Rey Basoro sejak pertama bertemu di gerbang sekolah. Ia tak pernah bosan memikirkan wajah Rey yang menurutnya imut kaya kelinci.  

 Rey mencondongkan badaya kearah Airin Alena Ananda dengan sedikit mengoda. Pipinya terasa panas dan gugup. Entah dari mana perasaan itu?" 

 Hai, kalian mau kemana?" Todong Dino nyelip antara Airin Dan Ani Hestarani. 
"Kantin. Jawab Ani singkat.  
Aku juga mau ke kantin. Tapi mana Rey Basgoro?" Kalian tidak mengajaknya?"  
Airin dan Ani hanya saling berpandangan tak mengerti. 
Mengapa kamu nanya begitu Dino? 
Kami kan cewe. Airin mengerjap-ngerjapkan matanya dan menatap Dino dengan tatapan tajam. 
 Airin tunggu. Rey dengan nafas ngengos-engosan menyongsong mereka di koridor sekolah. 
Aku juga mau ke kantin. 
  Airin merasa senang melihat kedatangan Rey yang mencarinya. 
Sejurus Airin membatin. Entah mengapa aku selalu merindukan Rey? Tapi sikap Rey yang bisa saja membuat ku malu dan gugup. Dada ku berdebar apa aku benar-benar menyukainya?"  

 Hoy! Mengapa bengong?" 
"Tidak Ani. Kau mengagetkanku."  
Kalian sudah memesan belum?" Suara Rey mebuyarkan percakapan Ani dan Airin. 
Sett suara Ani medesis, mengapa kau berteriak Rey..?"  Biasa aja kale. Gerutus Ani di buat kesal. 
 Iya maaf Ani yang Cantik. 
Ia sudah kamu yang memesan Rey kita makan sama-sama. Usir Ani. 
 Ani terus saja ngerocos, sampai Arini tidak ada kesempatan untuk menolak.
Hayo. Airin tidak semangat begitu?" Ayo, ngaku kalau tidak aku kasih tau Rey. Kalau saat ini ada yang sedang merindukannya.
 Gap! Dengan cepat mulut Ani bekap oleh Rindu, matanya mengerjap-ngerjap sampai Ani di buat bingung.
Diam jangan keras-keras bicaranya.. nanti Rey dengar.  Airin memonyong-monyongkan mulutnya berharap Ani tutup mulut yang sedari tadi ngerocos terus. 

 Eh, Rey cepat pesan makanan sana, aku nungguin Airin nanti dia kabur. Ani menggoda Airin. 
 Oh, hanya itu yang keluar dari mulut Rey. 

Ponsel Airin tiba-tiba berkedip-kedip, Ani yang melihat namanya asing cepat-cepat merebutnya. 
Halo.. ini siapa?" 
Ini ponsel Airin Alena Ananda?" 
Benar ia temanku, sekarang ada di depanku. Dan kau siapa?" 
Aku Dio Bimantara. Boleh bicara sebentar.. Ani mendesis panjang. Hahh rupanya temanku yang satu ini punya pengagum baru ya..?" Kau memang hebat Airin. 








Bersambung



Jumat, 15 April 2016

HEMM

Kubanting angan
Di dalam nadi yang putus
Tak ada celah tak ada jalan

Andai saja aku dapat memilih
Mungkin hasrat ini takkan seperti ini
Karna aku yang tak sempurna,bukan kau!

Sabtu, 02 April 2016

TERIMA KASIH LA

Kau telah mengambil beban ku
Yang slama ini menghempit batinku
Kini aku merasa bahagia

Kau hadir dalam hidupnya
Aku yang berdiri di sini
Diam tanpa segala sesuatu

Ikhlas ku ikhlaskan dia
Mungkin aku yang harus pulang
Bahagiamu adalah bahagianya

Semoga kau bahagia bersamanya
Buatmu sahabat terbaiku
La el winata bastian


     memory: 11 maret 2011
         semoga cepat sembuh dan bahagia selalu


Senin, 14 Maret 2016

MALAM

Malam ku lelah
Ambilkan selimutku
Biarkan aku terlelap walau sesaat
Agar aku terlena dengan hari ini

Malam ku titip pesan
Pada angin yang berhembus
Esok pagi akan ku temui
Bentangan harapan untuk ku mulai

Wahai angin..
Sampaikan harapku untuk esok
Biarkan malam ini ku terpejam
Tunggu aku pajar,akan ku ceritakan mimpiku malam ini

Senin, 07 Maret 2016

RINDU PENA

Rinduku pada mu
Pena pendek yang slalu temani curhatku
Kau tak tampak cekatan
Namun kau slalu jadi sebuah alasan bagiku

Rinduku pada mu
Memaksa ku memperdayaimu
Jika dia tak ada
Kau lah teman curhatku

Sehari saja tak dengar kabarnya
Dia tak membalas pesan
Kaulah yang membantuku
Dan ku jadikan alasan terindah

Oh, pena ku sayang
Penawar rindu yang tiada kesudahan
Entah sampai kapan jerat rindu ini,lepaskanku
Hingga aku terlupa dan pejamkan mata

Bilur rindu pada sang hati
Kini kian terasa dan tak mau hilang
Walau mulai samar
Namun ku tetap sayang

Penaku sayang
Pak pos dalam semua rindu
Tak kan ada titik pisah dengan mu
Sang penghibur hati tetap dalam genggaman